MEDIARETORIKA.com – Tahapan pemilihan Ketua STKIP PGRI Sumenep sudah sampai di pertengahan jalan. Bahkan, situasinya mulai banyak menarik perhatian. Salah satunya, yakni dari mahasiswa.
Pada dasarnya, perhatian tersebut dilatarbelakangi oleh bermacam kekecewaan. Sehingga, hal demikian membuat mahasiswa pesimis untuk benar-benar mempercayakan kepemimpinan Kampus Tanean Lanjang ini pada sosok tertentu.
Pernyataan senada, disampaikan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Bimbingan Konseling (BK) Sugiyanto. Menurutnya, Ketua STKIP PGRI Sumenep yang akan datang, harus bisa memperbaiki tata kelola serta kompetensi kelembagaan kampus.
Karena, selama ini upaya untuk meningkatkan kualitas kampus seakan hanya menjadi mimpi semata. Hal demikian dibuktikan dengan wacana perubahan status kampus ke universitas yang belum juga terbukti.
“Universitas menjadi harapan besar. Soalnya, itu merupakan nilai tawar bagi masyarakat untuk masuk ke STKIP. Kami kecewa, karena sampai sekarang belum ada kejelasan,” ungkapnya, Sabtu (26/11).
Kekecewaan lain yang dirasakan sejumlah mahasiswa, kata Sugik, yakni berkaitan dengan kegagalan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP). Pasalnya, tidak sedikit mahasiswa yang dijanjikan mendapat beasiswa tersebut. Asalkan, bersedia mendaftar ke STKIP PGRI Sumenep. Tapi kenyataannya, yang beruntung hanya sebagian kecil.
“Ini persoalan yang sangat serius. Banyak yang kecewa bahkan mereka harus berhenti kuliah. Ini harus di evaluasi,” tegasnya.
Pernyataan senada juga diutarakan oleh Ketua HMP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Andriyanto. Kata dia, STKIP PGRI Sumenep terlalu banyak mengobral janji selama ini. Paling mengecewakan, beberapa waktu lalu beredar kabar bahwa mahasiswa yang tidak lulus beasiswa KIP akan diminta untuk membayar uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
“Kalau benar begitu, lalu siapa yang akan bertanggung jawab dalam permasalahan ini. Karena kampus sudah sudah menawarkan janji untuk lolos di awal kuliah,” paparnya.
Menurut Andre, kegagalan beasiswa ini akan berdampak buruk bagi kampus ke depan. Salah satunya, yakni kepercayaan masyarakat akan menurun dengan sendirinya. Bahkan, masalah demikian juga sangat berpotensi menjadi pemicu bagi mahasiswa untuk berhenti kuliah. Khususnya untuk yang tidak lulus beasiswa.
Untuk itu, pria asal kabupaten tetangga ini memiliki harapan besar terhadap pemimpin STKIP PGRI Sumenep yang akan datang. Terlepas dari siapapun kandidat atau bahkan yang memenangkan pemilihan, dia harus bisa memperbaiki kesalahan yang terjadi sekarang. Supaya, kekecewaan mahasiswa tidak semakin bertambah.
“Ketua yang akan datang harus melakukan perbaikan besar-besaran di kampus. Terutama mengenai janji beasiswa,” pungkasnya.
Reporter : Gusti/Iqbal
Editor : Rofi