Salah jalan
Harusnya timur yang aku tuju
Kau menjaring barat yang jauh
Menyajikan manis yang senja
Yang ku tapak masih saja batu
Buta akan tanah
Yang pekat amis seperti liang bangkai
Rumahku masih mendamba panas
Tidak kenal kiblat yang rindang
Tidak mendamba kesejukan
Tidak seperti matamu yang kukira peta tujuan
Kau padam
Sehitam gelap pada malam yang lekat
Menjadikanku tersesat pada barat
Kau yang buta dan aku yang salah jalan
Berjuta jalan indah yang hilang
Dan ku temukan arah setelah patah
Seperti kamu
Baik, setelah aku lama sakit.
*Penulis kelahiran Lenteng Sumenep, Kader Kopri PMII STKIP PGRI Sumenep