
Oleh : EL
Takdir Tanpa Sangka
Aku berdiam diri di antara kegundahan hari
Sembari menikmati sunyi di antara ramai
Hingga buyar oleh kabar yang datang
Menenggelamkanku pada gugup rasa
Sebuah kisah yang datang menyalamiku
Membawa makna dan jalan baru pada hidup
Takdir yang tak ku sangka hadirnya
Antara senang dan bimbang menyelimuti
Bertukar pikir yang mulai gaduh antara keduanya
Namun ketakutan itu sirna oleh kabar berikutnya
Legapun menghapus segala bimbang dan gelisah
Menyisakan gugup nan hati yang berdetak cepat
Takdir yang Tercipta
Tumbuh bersama pada satu ikatan darah
Begitu dekat tanpa “Rasa” yang mengikat
Canda tawa begitu lekat membersamai
Bertukar sayang pada kata persaudaraan
Begitu sejuk pada setiap momen pertemuan
Tanpa ada sebuah harap rasa pada raganya
Dia yang berjalan pada kisah perjalanannya
Dan aku yang berlari mengejar ribuan mimpi
Namun dibalik itu…
Ada sebuah doa yang terselip pada genggamku
Sebuah harap yang ku selipkan pada sela larianku
Tentang seorang imam yang ku harap datangnya
Menemani takdir yang ku tulis pada setiap waktu
Yang akan ku lewati pada saat mimpi itu ku capai.
Dan….
Saat Tuhan memberi jawaban atas segala doa-doa
Syukurpun terpanjatkan akan sosok yang melebihi harap
Begitu sempurna dari harap yang ku ucap pada doa malam
Namun…
Dari takdir yang berbicara mengungkap jawaban doaku
Ada rasa “tidak mungkin” yang ku luapkan pada getar hati
Antara senang yang membuncah akan doa yang tercapai
Dan rasa tidak percaya akan sosok yang menjadi jawaban
Dia yang kupanggil kakak pada setiap jumpa temu keluarga
Berkejaran pada jutaan waktu berbagi ribuan tawa pada cerita
Kini menjadi sosok jawaban dari setiap doa yang ku langitkan.
Ikuti Saluran LPM RETORIKA STKIP PGRI SUMENEP di WhatsApp
Rasa yang Tumbuh Setelah TakdirÂ
Sejak takdir langit terbaca dan tertulis di antara dua langkah
Nama yang ku pertanyakan pada langit kini datang pada kisah
Kini, ada janji yang menjadi tali pengikat diantara dua langkah
Dia masih sosok yang dulu ku kenal pada kata ‘persaudaraan’
Namun kini…
semua rasa begitu tampak lebih dalam dan kekal pada sebuah makna
Ada rasa yang tumbuh sejak janji mengikat kita pada satu langkah sama
Tak ku tau kapan tepatnya rasa ini tumbuh pada ladang kasih nan cinta
Yang menjadi pasti rasa ini tumbuh setelah doa dan restu menyatu penuh
Cinta memang tak semua harus gaduh akan kemewahan apapun di dunia
Terkadang cinta hadir saat dua hati berserah pasrah nan ikhlas pada takdir
Sejak kata “Tunangan” Ini mengikat cerita diantara kita yang berjalan berbeda
Serintik cinta pun mulai menetes sebagai ridho dan amanah jaga dari-NYA
Dan kini….
Aku mengerti sebuah makna”Cinta tumbuh setelah takdir tiba” yang ku dengar
Mari saling mencintai dengan perlahan dan biarlah cinta tumbuh dalam berkah
Karena cinta sejati tumbuh perlahan dalam ridhonya dan tanpa banyak kata
Bahkan kita yang menjadi isi dari takdir ini tak pernah menyangka akan semuanya
Tentangmu
Kini engkau bukan lagi sebatas sosok “kakak”
Kini engkau bukan lagi sebatas “Saudara dekat”
Allah satukan kita dalam satu jalan takdirnya
Engkau bukan hanya sebatas “Calon pasangan”
Engkau adalah tempatku belajar makna “mencintai”
Tempat ku pulang dalam segala perjalanan hidup
Tempat aku belajar setia, sabar, bahkan menjaga
Engkau memang belum sah untuk jadi tempat peluk
Namun halal untuk saling memeluk pada genggam doa
Nama
Waktu membawa kita pada takdir yang tak disangka khayal
Angan yang selama ini ku genggam terjawab dengan namamu
Injak langkah yang ku jalani membawa pada takdir temu padamu
Senyum yang dulu tampak biasa kini menjadi penawar dari lelahku
Ombak rasa yang surut kini mulai mengarus mengejar bagian rasamu
Lantunan kata darimu adalah bunyi yang setia ku tunggu pada heningku
EL merupakan gadis 19 tahun yang tertarik dengan dunia kepenulisan sastra sejak dirinya menginjak bangku kelas 6 SD. Kini gadis tersebut tengah kuliah di STKIP PGRI SUMENEP semester 2 Pendidikan Matematika .