Masih dengan suasana lebaran
Dengan lapang tiap dada saling mememaafkan
Seperti wanitaku yang hanya meninggalkan kenangan
Tak apa, asal dia pergi dengan lapang
Perkara bertahun-tahun silam yang murung
Seperti menghitung detak waktu yang diharap menjadi berkurang
Malah ia sibuk menambahkan diri
Memanjang seperti banyak harapan
Ada-ada saja
Yang mencipta bertingkah serba ada
Sedang yang dituntun
Menjadi akar paling rapuh dihidupnya
Jejak delapan orang yang berjajaran itu
Yang bergantian memikul
Yang diiringi beberapa manusia hidup lain
Yang diiringi nyanyian pengantar
Aku kira kau kekal
Ternyata hanya kenang
Andai tanah mengizinkan aku membuka kembali
Merawat tulang-belulang
Menyusun akar yang hilang
Mengabadikan dirimu yang kata orang hanya debu
Semoga nafas ini lekas sembuh
Menjadi seperti kamu yang dijadikan tanah luluh
*Penulis_adalah mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumenep Semester VI