
MEDIARETORIKA.com–Edaran pendaftaran micro teaching diperpanjang oleh kampus STKIP PGRI Sumenep. Namun, edaran tersebut menjadi ladang keluhan mahasiswa. Sebab, pembayaran micro teaching dianggap terlalu memberatkan.
Diketahui, edaran itu dengan Nomor: 135/SE/A.4/STKIP PGRI/III/2024. Tentang perpanjangan pendaftaran microteaching sampai hari Rabu tanggal 20 Maret 2024.
Sementara, pembekalan microteaching akan dilaksanakan pada Jum’at 22 Maret 2024. kemudian, hal-hal lain yang belum jelas, dapat dikonsultasikan pada panitia pelaksana kegiatan microteaching.
Menanggapi edaran tersebut, salah satu mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Moh. Pudali Arodani (Prodi PGSD) menyatakan, dirinya merasa bingung dengan kebijakan kampus yang memperpanjang edaran microteaching tersebut.
Bahkan, dirinya juga mengaku butuh kejelasan uang 400 ribu digunakan untuk apa saja, karena menurutnya biaya 400 ribu masih menjadi misteri di benak para mahasiswa.
“Terbukti tidak ada edaran yang menjelaskan secara rinci, digunakan untuk apa saja uang tersebut, dan apa yang akan didapatkan oleh mahasiswa,” ungkapnya penuh tanda tanya.Rabu (13/03/24).
Tidak hanya itu, salah satu mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Diky Alamsyah juga angkat bicara, dirinya mengatakan, bahwa pihak penyelenggara microteaching membuka pendaftaran yang nominalnya 400 ribu namun tidak tahu kemana realisasi anggaran tersebut.
Seharusnya, pihak penyelenggara tahu dengan realisasi anggaran tersebut, dan apa saja fasilitas yang akan di dapatkan oleh mahasiswa.
“Hal Ini jelas sesuai dengan undang-undang No 12 tahun 2012 pasal 63. Dijelaskan pada aturan tersebut, bahwa perguruan tinggi wajib berprinsip transparan,” jelasnya.
Pria yang berasal dari pulau sapeken itu menambahkan, dirinya menegaskan jika dalam waktu 2X24 jam pihak penyelenggara tidak memberikan kejelasan terkait hal tersebut.
“Kami akan mengajak seluruh angkatan 2021, untuk sepakat mogok tidak membayar pendaftaran microteaching,” tambahnya.
Kendati demikian, kepala UPT PPL STKIP PGRI Sumenep Tri Sukitman menuturkan, bahwa sebenarnya di awal sebelum memberikan nominal uang pendaftaran sempat saling tukar pendapat dengan Waka II Bidang Administrasi Umum, yaitu Jamilah.
Sebab menurutnya, nominal biaya 400 ribu masih cukup besar bagi mahasiswa STKIP PGRI Sumenep yang orang tuanya memang berpenghasilan ekonomi menengah ke bawah.
“Di awal sebenarnya bukan 400 mas, tapi 600 ribu ini sudah menjadi bahan pertimbangan oleh pimpinan,” tuturnya.Jumat, (08/3/24).
Reporter:Zainuddin
Editor: Zubairi