
MEDIARETORIKA.com–Belakangan ini, website resmi kampus STKIP PGRI Sumenep dibobol oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Bagaimana tidak, kemarin, website tersebut berubah laman menjadi judi online. Hal itu, menjadi perbincangan dikalangan mahasiswa.
Diketahui, website stkippgrisumenep.ac.id itu merupakan situs utama yang dapat di akses oleh semua pihak, baik mahasiswa, dosen, pengelola, alumni, bahkan mahasiswa baru untuk mengetahui informasi seputar kampus.
Namun, semenjak dibobolnya website kampus, mahasiswa dan calon mahasiswa baru tidak bisa mengakses. Padahal, calon mahasiswa baru tersebut, mau melakukan pendaftaran.
Bukan hanya itu, dampak dari bobolnya website tersebut, mahasiswa yang mau mendaftar Praktik Pengenalan Lapangan (PPL) tidak bisa meng-upload berkas pendaftaran di siakad.
Hal tersebut, membuat salah satu mahasiswa Prodi PMTK, Darwis Muhammad mengaku bingung, karena di waktu hari terakhir pendaftaran PPL, website kampus tidak bisa diakses.
“Saya menjadi bingung karena hari terakhir meng-upload persyaratan ikut PPL dimunculkan dengan link siakad yang eror,” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Information and Comunication of Technology (ICT) Suharto berdalih, website kampus diretas, sudah menjadi hal yang biasa bagi IT, dan dirinya juga sudah melakukan proses perbaikan.
“Itu hanya tampilan luarnya saja yang diretas. Mengenai data base kampus tetap aman,” ungkapnya.
Dirinya juga menambahkan, bahwa sebenarnya bukan hanya di kampus STKIP PGRI Sumenep saja diretas, akan tetapi di kampus Jawa Timur seperti UNEC dan beberapa kampus yang lain juga dikena retas. Menurutnya, sepertinya ini juga menjadi masalah nasional.
“Supaya tidak diretas lagi maka saya memperbaharui semua sistem dan perangkat lunak,” imbuhnya.
Berbanding terbalik dengan pernyataan Suharto, Ketua BEM STKIP PGRI Sumenep, Noris Sabit mengatakan, bahwa data base kampus tidak aman. Sebab, oknum yang meretas website, pasti ada tujuannya.
“Bisa jadi, semua bentuk penipuan, yang merugikan mahasiswa, seperti kemarin, telepon yang mengaku sebagai kaprodi, itu bisa jadi meretas websitenya kampus terlebih dahulu,” sampainya.
Noris menilai, kinerja bagian ICT dan Humas tidak becus. Hal itu, bukan hanya pada persoalan hari ini. Melainkan dari berbagai media kampus yang pengelolaannya amburadul. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap ketertarikan calon mahasiswa.
“Kalau saya nilai, untuk kinerja bagian ICT maupun Humas, saya beri nilai 30% dari 100%,” pungkasnya.
Reporter: Ayin
Editor: Zainuddin