
MEDIARETORIKA.com– Memasuki musim hujan Kampus STKIP PGRI Sumenep sering dilanda banjir sehingga membuat aktivitas mahasiswa dan dosen terganggu.
Berdasarkan pantauan mediaretorika.com pada Kamis-Jumat (05-06/12/2024) penyebab terjadinya banjir di kampus STKIP PGRI Sumenep kemaren. dikarenakan beberapa hal salah satu di antaranya yaitu tersumbatnya saluran air dan kurang lebarnya irigasi yang tersedia.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bagian Administrasi Umum (BAU), Hamzah mengungkapkan, bahwa adanya sampah yang terbawa air hujan dan menumpuk dipintu utama irigasi sehingga mengalami penyumbatan.
“Dipintu keluarnya air itu kalau hujan besar seperti kemaren banyak sampah-sampah yang numpuk disana, termasuk sampah plastik, daun cemara. Sehingga semuanya nyumpet disana,” ucapnya, Jumat (06/12/2024).
Dia juga menambahkan, selain dari penyumbatan-penyumbatan sampah, mungkin juga diakibatkan oleh kurang lebarnya saluran irigasi yang ada. Sehingga mengakibatkan lambatnya aliran air disaat hujan lebat seperti kemarin.
“Awalnya itu kecil, jadi saya perbesar dan sekarang sudah lumayan besar, artinya kalau hujan seperti kemarin, serta tidak ada sampah-sampah yang tersumbat disana kemungkinan tidak terlalu lama lah, lajunya air itu,” tambahnya
“Nanti Saya benahi, ini akan menjadi atensi kita di musim penghujan, selanjutnya Saya akan bicarakan dengan pimpinan dan juga PPLP untuk perbaikan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua BEM STKIP PGRI Sumenep Noris Sabit menyampaikan, dirinya mendesak kepada pimpinan agar segera mengambil tindakan tegas supaya banjir yang rentan terjadi di Kampus STKIP PGRI Sumenep tidak terjadi lagi. Karena menurutnya sangat meresahkan dan menggangu aktivitas mahasiswa dan dosen.
“Saya meminta yayasan dan pimpinan kampus untuk tidak menutup mata atas kejadian banjir tersebut, terkhusus Kepala Bagian Administrasi Umum untuk segera mengambil langkah kongkret dalam menangani kejadian banjir ringan kemarin,” tegasnya pada media ini Sabtu (07/12/24).
Noris menambahkan, disamping itu perlu juga adanya evaluasi dan perbaikan sistem drainase kampus, peningkatan infrastruktur yang dapat mengurangi risiko banjir, serta penyusunan rencana mitigasi bencana yang lebih efektif.
“Kalau tidak segera adakan perbaikan tempat yang rawan banjir maka sampai kapanpun kampus tidak terlepas dari banjir setiap musim hujan dengan debit air yang tinggi,” pungkasnya.
Reporter: Andi Najmi
Editor: Zen