Tingkatkan Kesadaran Pers Mahasiswa, PPMI DK Madura Gelar Nobar dan Diskusi Film

0
120
ANTUSIAS : Tampak Ketua AJI Surabaya saat memberikan edukasi secara langsung di hadapan Persma (Viki/mediaretorika.com). Jum'at (13/6/2025).

‎‎MEDIARETORIKA.com–Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota Madura (PPMI DK Madura) langsungkan Nonton Bareng dan Diskusi Film “17 Surat Cinta untuk Jokowi” di Laboratorium FISIP Universitas Wiraraja (UNIJA) pada Jum’at (13/6/2025).

‎Film tersebut mengisahkan konflik yang terjadi antara rakyat dengan investor yang sering kali menyingkirkan masyarakat lokal, merusak alam, bahkan mengabaikan keadaan ekologis.

‎Acara tersebut menghadirkan Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Surabaya Andre Yuris beserta Dosen sekaligus Pengamat Kebijakan Wildan Rasaili sebagai pemateri, dengan moderator Jurnalis Lepas Sumenep Moh. Busri.

‎Sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPMI DK Madura, Shaumi Safira memfasilitasi langsung aspirasi Pinpinan Umum LPM se-Sumenep untuk mempelopori agenda tersebut. Hal ini diyakini dapat menyadarkan Persma untuk lebih peka terhadap kerusakan yang terjadi.

‎”Acara ini sebenarnya berasal dari gagasan para PU LPM Sumenep untuk menyadarkan anggota akan perannya,” sampainya.

‎Ikuti saluran LPM RETORIKA STKIP PGRI SUMENEP di WhatsApp

‎Mengawali diskusi, Jurnalis Lepas Sumenep, Moh. Busri menguak kasus serupa yang terjadi di Sumenep, seperti perusakan hutan mangrove Saronggi, pembangunan tambak udang di Batang-Batang, sampai tambang galian C di Sumenep yang dapat diamati dan ditindaklanjuti oleh Pers selaku agent of social control.

‎”Sebagai Pers kita bertanggung jawab untuk turut mengadvokasi agar tanah ini tidak semakin dirusak,” ungkapnya.

‎Lebih jauh, Ketua AJI Surabaya, Andre Yuris menyebutkan berbagai fenomena serupa yang terjadi di Indonesia dalam skala kecil maupun besar dimana keberlangsungannya sangat merugikan warga lokal.

‎Untuk itu, ia meminta Persma Sumenep untuk senantiasa mengadakan kajian edukatif dan informatif di lingkungan mahasiswa dalam rangka memperlambat laju kerusakan.

‎”Persma harus cepat melakukan respon setidaknya dengan membuka wawasan publik,” tuturnya.

‎Di lain sisi, Dosen sekaligus Pengamat Kebijakan, Wildan Rasaili menyoroti para pemangku kebijakan yang terbukti ikut andil di dalamnya. Deforestasi besar-besaran oleh investor seakan mustahil dilawan mengingat keterlibatan aktif pemerintah dan predatori kapitalism.

‎”Idealnya, mampukah tuntutan masyarakat menghentikan 13 tambang besar yang terdapat nama Prabowo didalamnya?” pungkasnya.

 

Reporter : Viki

Editor : Eka

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here