Di Bawah Atap Ruko

0
175
Ilustrasi (Mediaretorika.com)

Gerimis mulai turun, pertanda bumi akan segera basah. Nayra, seorang gadis dengan hijab yang menjuntai, mempercepat langkahnya mencari tempat berteduh. Ia tidak ingin basah kuyup, apalagi hari ini ia mengenakan gamis berwarna abu kesayangannya.

Matanya kemudian tertuju pada sebuah ruko yang sedang tutup.

“Ya ampun, hujan lagi. Pasti lama ini,” gumamnya seraya berlindung di bawah atap ruko tersebut.

Waktu berlalu, dan hujan semakin deras. Suara gemericik air yang jatuh semakin kencang, memekakkan telinga. Beberapa orang mulai berdatangan untuk ikut berteduh, memenuhi ruang kecil di depan ruko. Nayra hanya bisa berdiri diam, sesekali mengamati jalanan yang semakin sepi.

Namun, pandangan Nayra tiba-tiba tertuju pada seorang kakek yang juga ikut berteduh. Kakek itu membawa sebuah plastik besar yang tampak berisi barang-barang bekas. Wajahnya keriput, namun sorot matanya masih memancarkan semangat. Kakek itu berjalan menghampiri satu per satu orang yang berteduh, dengan suara seraknya bertanya

“Ada amal, Nak?”

Satu per satu orang menggeleng. Ada yang pura-pura tidak mendengar, ada yang menunduk, dan ada pula yang menjawab dengan ketus. Sampai akhirnya, kakek itu menghampiri Nayra. Di sinilah masalah Nayra dimulai. Ia ingin sekali memberi, tapi uang yang ada di tangannya adalah uang titipan tantenya. Jika ia berikan, bagaimana ia akan menjelaskan pada tantenya nanti?

Nayra bimbang. Ia tidak ingin berbohong pada tantenya, tapi di sisi lain, ia merasa iba pada kakek itu. Akhirnya, dengan berat hati, Nayra menggeleng. Kakek itu hanya mengangguk lesu dan melanjutkan langkahnya ke orang lain.

Hujan semakin deras. Kakek itu kemudian mengeluarkan semua uang dari kantongnya yang lusuh. Dengan tangan gemetar, ia mulai menghitung jumlah uang yang ia peroleh hari ini. Nayra yang melihat pemandangan itu, hatinya semakin iba dan bersalah. Ia merasa menjadi orang yang egois dan tidak peduli.

Tanpa pikir panjang, Nayra mengambil ponselnya dari dalam tas. Ia mencari kontak tantenya dan segera menelepon. Dengan suara sedikit bergetar, ia meminta izin untuk meminjam uang titipan tersebut. Ia berjanji akan menggantinya secepat mungkin. Tantenya yang baik hati, akhirnya menyetujui permintaannya. Nayra merasa lega dan berterima kasih.

Setelah berteduh selama beberapa jam, akhirnya hujan mulai reda. Orang-orang yang berteduh mulai beranjak pergi, melanjutkan perjalanan mereka. Begitu pula dengan kakek itu, yang mulai memanggul plastiknya dan berjalan menyusuri jalanan yang basah.

Nayra yang melihat itu, tidak bisa tinggal diam. Ia segera menghampiri kakek itu dan memberikan uang yang tadi ia pinjam dari tantenya.

“Ini, Kek, sedikit buat Kakek,” ucap Nayra dengan tulus.

Kakek itu menerima uang dari Nayra dengan senyum lebar.

“Terima kasih, Nak. Alhamdulillah, ya Allah,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

Nayra yang melihat kakek itu pergi, tiba-tiba hatinya dipenuhi rasa syukur.

Ia tersenyum, “Ya Allah, ternyata seperti ini Engkau mengingatkan hamba untuk bersyukur,” gumamnya dalam hati. Ia merasa sangat bersyukur karena telah diberi kesempatan untuk membantu orang lain.

Sejak saat itu, Nayra selalu membawa uang lebih saat keluar rumah. Ia tidak ingin lagi mengalami kejadian seperti tadi, ia tidak bisa membantu orang yang membutuhkan karena keterbatasan uang. Ia juga selalu menyisihkan sebagian uangnya untuk diberikan kepada orang-orang yang kurang mampu, meskipun hanya sedikit.

Dari peristiwa saat itu juga, Nayra sadar bahwa tidak ada waktu libur untuk bersyukur. Setiap hari adalah kesempatan untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Tuhan. Ia juga belajar bahwa tidak ada waktu yang memaksa untuk berbohong. Kejujuran adalah hal yang paling penting dalam hidup, dan ia akan selalu berusaha untuk jujur dalam segala hal.

Penulis adalah Yulis Maysaroni, mahasiswa Prodi PGSD UPI Sumenep yang saat ini aktif menulis di LPM Retorika.

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here