
MEDIARETORIKA.com — Panitia Pemilihan Ketua STKIP PGRI Sumenep periode 2022-2026 sudah menyampaikan pengumuman, Rabu (30/11/2022). Tepatnya mengenai penetapan nama-nama kandidat yang dinyatakan lulus seleksi administrasi.
Ketua Panitia Lilis Mariyatul Fitriyah menerangkan, bahwa semua persyaratan kedua bakal calon sudah diverifikasi. Hasilnya, kandidat atas nama Asmoni dan Salamet dinyatakan lolos. Sehingga, bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.
Bahkan, panitia juga telah memasang banner kedua bakal calon di depan gedung kampus setempat. “Keduanya lolos verifikasi,” katanya, Rabu (30/11/22).
Kata Lilis, tahapan pemilihan selanjutnya yakni serap aspirasi dari masyarakat. Hal demikian, dijadwalkan berlangsung selama dua hari. Lebih jelasnya, mulai tanggal 1-2 Desember ini. Untuk itu, maka bagi yang memiliki masukan serta saran, diharap agar langsung disampaikan ke sekretariat panitia.
“Nanti, kami akan menjadwal panitia yang akan menjaga sekretariat. Khususnya, untuk menerima aspirasi masyarakat,” tambahnya.
Ditegaskan, bahwa aspirasi tersebut akan menjadi salah satu acuan dalam proses pemilihan ketua. Sebab, hasil dari aspirasi itu akan disetorkan ke senat. Kemudian, diserahkan kepada Perkumpulan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi Persatuan Guru Republik Indonesia (PPLP PT PGRI) Sumenep.
“Itu akan kami lampirkan sebagai pertimbangan PPLP,” paparnya.
Sehubungan dengan proses pemilihan ini, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Sumenep Ainur Romli ikut memberikan perhatian. Pasalnya, pemangku kebijakan yang berwenang harus hati-hati dalam menentukan keputusan.
“Ini hak penuh yayasan untuk menentukan pilihan. Maka dari itu, saya berharap harus dilakukan secara serius dan hati-hati,” tegasnya.
Menurutnya, sosok pemimpin yang akan dipilih itu, bisa menjadi penentu untuk masa depan kampus terkait. Bahkan, bagi yang berhasil terpilih, diminta agar dapat menjalankan tugas serta tanggung jawabnya dengan baik.
“Jadi, tidak boleh main-main dengan komitmennya sendiri,” paparnya.
Kata Romli, seorang pemimpin yang melakukan kesalahan maka akan mengakibatkan dampak besar yang kurang baik. Bahkan, kesalahan tersebut juga bisa merugikan banyak pihak.
“Kalau satu mahasiswa yang tidak bertanggung jawab, mungkin yang dirugikan hanya satu pihak. Namun, kalau pemimpin yang melakukan kesalahan, maka ini sudah beda cerita,” pungkasnya.
Reporter: Naila/Sattina
Editor: Rofi