Sajak-Sajak Puisi Faishal Ridho Tase’ Galise’

0
261
ilustrasi foto pinterest

Tasek Galise’

  1. Oleh: Faishal  Ridho

/1

Pagi menjemput embun,

Suara bergelegar sampai ufuk timur

Menafsir anak-anak yang meronta

Saat sampan mengepul di tengah parapet

Tubuhnya telanjang

Duduk di batu-batu

Dengan bibir yang bergetar

Menunggu sepucuk surat

Dari sampan yang berlayar.

/2

Sampan melepas jangkar,

Tubuhnya terbawa ombak

Hingga menganggukan yang resah

Yang dilihat adalah rindu terbakar

Di matanya yang berasmara dengan sampan

Angina rebah di tengah parapet

Semoga besok sampan lebih mengepul di halam sajak.

Juni 2022

Gelombang Kombang

Sejarah purba kulihat di krikil-krikil

Tangannya bertasbih, ada yang jatuh lalu diinjak

Hingga tubuh bocah nakal terpedaya oleh kata-kata

Matku nanar di balik daun yang gugur,

Kulihat pohon tak mau telanjang

Pada hembusan angina padat,

Tapi rumah camar masih tenang, mesrah tanpa melihat

Aku aku kedinginan.

Kaukah yang mengguyur dinding tidurku

Tanpa membasahi tubuh yang terbaring di ranjang pertemuan

Mengancam mimpi dari dunia lain

Yang melepas ingin

Padahal waktu membuka lembar dari moyang

Bermahkota rumput di tanah kelahiran

Membalikkan lading, melipat semak.

Di barisnya aku terkapar

Juli 2022

  1. Nak-Kanak Galisek

/1

Di matamu, aku melihat purba menangis

Menatap wajah tanpa lentera

Berbaring memeluk rindu

Tuk dibawah pada tuhan

“aku lapar tanpa menengadah pada tangan, Ibu”, katamu

Lantas apa engkau curi bila dikubur.

/2

Tuhan sudah tahu

Aku di sini menunggu sepengal surat dari tuhan

Memastikan engkau benar-benar tak rindu.

Selepas kabut,

Kuziarahi rindu

Diantara dingin menggugurkan bintang

Yang berkedip di atas ranjang

Berbantal sepotong pohon pisang

Menyuruhku membaca surat Yasin

Yang setiap malam direnungkan.

Juli 2022

Orang-Orang Kombang

subuh telah sampai pada dermaga

bumi tak lagi remang

awan berbisik terang,

saatnya engkau menaiki sampan bercula harap

yang ditabur bunga-bunga tirakat

tepat saat keminyan mengepul

kawan-kawan berkumpul, dan bertanya

“dimana kita tinggal di laut yang liar,

Padahal rindu yang menggunung belum dibayar

Kapan sampan mengepul ditangah parapat?

Sebab, aku menunggu dengan jantung seperti ombak.

September 2022

Kopi Malam Jum’at

Kopimu dingin, embah

Lama tak diseruput dengan rokok dijemarimu

Yang menunjuk pada matahari

Diantara ranum pahitnya

Altar menghiasi cercah pembicaraan,

Menemani hingga malam jelma pagi

Yang menuntaskan segala resah paling moksa

O, kemana yang mengepul setiap seruput

Yang menjadi hiasan amper penuh cerita kemarin

Januari 2022

Kopi Malam Jum’at 2

Meja ini menjadi sejadah kopi dan rokok

Memaduh kasih pada pembicaraan dan melahirkan puisi

;itulah hakikat kehidupan

Rasa itu menidurkan sepi

Ampasnya terpadu

Luka, rindu dan nasib

Menyatu di lidah

Kutiup kopi dengan ramah

Meremukkan moksa

Yang luka akibat rindu.

Januari 2022

Faishal Ridho. Kelahiran Sumenep, 22 Desember 2004. Sekarang masih menempuh pendidikan di STKIP PGRI Sumenep. Alumni MAS Nasy’atul Mutaallimin.

Facebook Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here