Oleh: Khozaimah*
MEDIARETORIKA.com-Kemarin, setiap inci abjadmu selalu ku bungkus dalam rindu
Setiap detak nafasmu selalu kupercaya sebagai nafas puisiku
Aku mulai membuka lembar baru
Lembar-lembar yang berhelaikan rindu
Dan bertuliskan sajak-sajakku
Kemarin, mataku nanar
Menatap segala kata yang aku anggap benar
Seperti matamu yang mampu membuatku berdebar
Kemarin, setiap kata yang aku anggap halu
Tidak ada pada dirimu
Seperti ilalang yang melambai memanggilku
Suaramu mampu menorehkan rindu
Hari ini aku terjaga
Dari lamunan yang sempat kuanggap cinta
Stimulus rindu yang sebenarnya tak ada
Keikhlasan hatimu yang telah purna
Â
Ini perihal hari ini
Perihal kamu yang membuatku ingin bertepi
Memaksaku tak berlayar lagi
Sumenep, 2020
*Penulis adalah mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Semester I